Pemikiran Politik Islam
Sabtu, 01 Maret 2014
Ikhlas
Insya
Allah yang amal sedikit tapi ikhlas lebih baik daripada yang beramal
banyak tapi petantang-petenteng dengan amalnya. Sedikit yang ikhlas
bagaikan satu benih yang tumbuh dalam tanah penuh berkah, maka dia pun
tumbuh menjadi pohon yang baik yang lebat, lalu datanglah hujan rahmat
yang menyirami benih keikhlasan itu, maka dia pun tumbuh menjadi sebuah
hutan yang terus merimbun. Sedangkan amal yang disertai dengan menepuk
dada maka itu seperti sebuah hutan yang dibakar api kesombongan, maka
tak tersisalah satu pohon pun apalagi buahnya. Yang tersisa hanyalah
arang yang hitam dan abu. Sungguh, akhir yang amat berbeda dari sebuah
amal.
Kamis, 28 Februari 2013
Ketergesaan
Salah
satu sebab futur (lemah setelah sebelumnya bersemangat) adalah
ketergasaan. Anak-anak di usianya yang masih remaja terlalu dipush untuk
melakukan ibadah yang berat-berat, apalagi diberikan amanah dakwah yang
berat-berat. Insya Allah sesuai pengalaman akan berhasil, berhasil
menjadi orang yang paling jauh pada Islam saat dewasa nanti. Bosan,
jenuh, tertekan, bahkan kadang merasa terjajah, apalagi
membinanya dengan sistem doktrinal militer akan melahirkan jiwa
perlawanan dan pemberontakan. Pernah melihat anak remaja yang dulu
berjilbab rapat dan rapi, tiba-tiba sekarang semua telah hilang semua
kecuali selembar kain pendek yang tersisa di tubuhnya ? Pernah melihat
anak rohis yang dulu begitu alim kini terjun dalam pergaulan bebas ?
Satu Merk Tarbiyah
Salah
satu kekeliruan terbesar dalam tarbiah membentuk pribadi Muslim adalah
anda menginginkan semua orang menjadi Abu Bakar r.a, Umar bin Khatthab,
Umar bin Abdul Aziz r.a, Shalahuddin Al Ayyubi rh.a, Muhammad Fatih,
dll. Orang-orang seperti ini bukanlah orang yang tiap hari bisa
dicetak. Khusus Abu Bakar r.a, dan Umar r.a, 1000 tahun sekali belum
tentu ada lagi yang seperti beliau, yang lain mungkin
200-300 tahun sekali muncul juga sudah bagus. Yang wajar-wajar sajalah
kalau membina dan mentarbiah seseorang jadi seorang muslim yang baik,
bila kita ini sudah menjadi pribadi muslim yang senang bertaubat saja
itu sudah bagus sekali di zaman ini. Kadang salah, kadang terpeleset,
itu wajar asal jangan pernah meninggalkan taubat. Bentuklah masyarakat
Islami dalam tataran yang wajar sesuai kemampuan. Bahkan, dalam
beragama pun kita harus realistis
MASYARAKAT ISLAMI
Tidak ada di dunia ini -- dalam zaman apa pun -- sebuah masyarakat yang suci tanpa salah, lingkungan yang steril tidak ada sedikit pun pelanggaran agama. Tidak ada kemaksiatan, tidak ada kemunkaran. Kalau kita berdakwah ingin membentuk masyarakat yang seperti itu, saya yakin anda akan sering merasa kecewa. Sebab tidak ada di dunia ini masyarakat seperti itu. Masyarakat Islami bukanlah masyarakat yang semua suci dan sempurna, tetapi masyarakat Islami adalah masyarakat yang sisi baiknya lebih kuat daripada sisi buruknya dan kebaikan itu terus menerus aktif dalam bentuknya yang saling menasihati dan saling memperingatkan satu sama lain. Itulah masyarakat Islami yang sehat. Jadi bila ada 70 % masyarakat yang konsisten terhadap agama dan saling peduli satu sama lain dalam masalah kebaikan dan menghindari keburukan, lalu ada 30 % lagi yang gemar bermaksiat. Maka ini sudah Islami sekali di zaman ini.
Berikanlah ruang toleransi " kegagalan dakwah " sebesar 30 % atau 40 % atau berapa yang sesuai dalam hitungan anda agar anda tidak shock ketika melihat 1 atau 2 kemunkaran seolah-olah semua bangunan dakwah anda hancur dan masyarakat telah rusak semua. Dakwah bukanlah untuk menyucikan masyarakat, sebab bila masyarakat semua sudah tidak ada yang salah maka hilanglah hikma syariat berdakwah. Dakwah adalah tabligh, menyampaikan yang benar. Urusan masyarakat mau mengikuti atau tidak itu pertanggungjawaban mereka dengan Allah, adapun tanggungjawab kita telah usai. Adapun bila masyarakat berbondong-bondong menerima seruan kita, itu sebuah anugerah yang luar biasa dari tuhan kita. Jangan pernah merasa anda bisa menguasai hati-hati manusia, sebab hati mereka dan hati anda adalah milik Allah s.w.t. Tugas kita, hanya menyampaikan, menyampaikan, dan menyampaikan.
Orang Jahat Lebih Mulia?
Orang
jahat kadang lebih mulia di sisi Allah, daripada orang yang ingin
dipandang shalih. 3 jenis orang yang pertama kali masuk neraka adalah
orang yang ingin dipandang shalih semua. Jangan terlalu banyak
menceritakan keshalihan diri di ruang publik, sebab rahasiamu dengan
tuhanmu telah terbuka di mata manusia dan tidak ada yang menjamin
keselamatan amalmu. Rahasia batin adalah tempat perlindungan paling
aman bagi amal kita, rahasia cinta kita dengan tuhan kita. Bukankah,
prajurit bila telah keluar dari benteng mudah terkena panah musuh ?
Hadits Tergantung Mood
Lagi
rame diskusi ilmu hadits " abal-abal. " Kalau hati lagi kurang senang,
riwayatnya disebut dhaif dan maudhu. Tapi kalau hati lagi senang karena
riwayatnya sesuai harapan, yang tadinya dhaif dan maudhu bisa jadi
shahih. Perawi yang katanya matruk, majhul, mudallis, dan lainnya bisa
jadi tsiqah, shaduq, rijal bukhari, dll. Wuidiiih ... ngeri, ilmu agama
dibajak sedemikian rupa.
Rabu, 27 Februari 2013
TERSIPU DI KOTA SANTRI
Setiap mendengarkan qasidah " kota santri " dari grup qasidah Nasida Ria yang terkenang adalah setiap acara Haul di Pesantren Buntet, Cirebon. Ramai bukan alang kepalang, ribuan orang datang dari mana-mana. Hilir mudik para santri putra dan putri ke sana ke mari, syahdu sekali. Bercampur banyaknya orang berjualan beragam makanan, jajanan, dan pakaian, meriah sekali. Dan sebagai anak yang tumbuh remaja, salah satu " kenakalan " anak tanggung seusia begitu, adalah menggoda para santri putri yang akan pergi mengaji. Dan mereka pun tertunduk- tersipu malu saat digoda kami. Ya, tersipu malu sebuah pemandangan yang hampir sudah sulit ditemukan pada para putri kita hari ini.
Langganan:
Postingan (Atom)