Selasa, 26 Februari 2013

DAN MATAHARI MULAI TEMARAM


Kita hanyalah seperti ulat yang dimakan burung siang tadi
Hidup sebentar lalu mati, ada dan tiada hanya dijeda satu kejap mata saja
Bergerak-gerak, menggeliat, lalu fana dalam paruh burung gereja
Yang terbang membawanya jauh ke angkasa, dalam pesta makan siangnya.
Hiruk pikuk dunia tiadalah seberapa dengan pikuk yang akan segera tiba.
Dimaki manusia sudah tidak ada rasanya bila melihat gemuruh akhir kehidupan
Gempita senja tadi, hanya buih yang akhirnya sirna dalam bilangan detak.
Tertawa kita hari ini, tiba-tiba menjadi sepi ketika panggung kehidupan mulai dirapikan
Kelir sudah dilipat, tirai telah disimpan, dan para pelaku telah dimasukkan ke dalam kotak, dan matahari mulai tampak menua bersama temaram sinarnya

*renungan penutup malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar