Senin, 25 Februari 2013

PERSONIFIKASI NILAI


Kita dulu sudah pernah membahas di akun LANGLANG BUANA (I) bahwa kadang kita mengalami kekeliruan berfikir berupa personifikasi nilai. Seperti Soeharto dulu menganggap setiap orang mengkritik dirinya atau tidak setuju dengan perbuatannya maka langsung dicap anti pancasila. Padahal pancasila dan Soeharto jelas dua hal yang berbeda. Saat ini, sering kita melihat pola pikir terbalik ini digunakan banyak aktivis gerakan Islam. Kalau kita tidak setuju mereka, lantas dicap anti-khilafah. Padahal kita tidak anti-khilafah, kita hanya tidak setuju pada sebagian sikap dan pola pikir kadernya. Begitu juga ketika kita tidak setuju dengan kelompok lain kita pun langsung dicap anti-dakwah, anti-Islam, anti-ahlus sunnah. Padahal Islam, dakwah, dan ahlu sunnah tidaklah secara diametrikal mereka. Anda orang Indonesia, tapi Indonesia bukan hanya anda. Personifikasi nilai inilah yang akhirnya melahirkan sikap memonopoli kebenaran, memonopoli Islam, memonopoli dakwah, memonopoli khilafah, memonopoli ahlu sunnah. Apa yang terjadi pada mereka itulah Islam, kemenangan mereka adalah kemenangan Islam, kekalahan mereka adalah kekalahan Islam, tidak suka mereka adalah tidak suka Islam. Wah, ini sangat berbahaya pola pikir seperti ini. Soeharto sejak 1965 telah membunuh jutaan manusia atas dalil anti pancasila, memenjarakan para tokoh politik, dan menculik aktivis, di antaranya Alm. Pak Natsir. Padahal kalau ditanya, siapa yang lebih pancasilais, Soeharto atau Natsir ? Jelas Natsir adalah Islamis dan pancasilais sejati. Pola pikir seperti ini akan melahirkan otoritarianisme, kami benar dan selain kami salah. Kami hizbullah dan selain hizbusysyaithan. Mungkin otoritarianisme itu tidak lagi dalam skala pembunuhan, sebab itu adalah otoritarianisme yang berbalut sadisme, tetapi dalam skala yang lebih kecil adalah penaifan orang lain, kelompok lain dan intoleran terhadap pihak lain. Ini adalah mukaddimah kajian kita, yaitu MENGENAL AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH (Silahkan ikuti status berikutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar