Jumat, 22 Februari 2013

ILMU LULUS : PAK KYAI PUN BINGUNG


Di pesantren tradisional itu tidak mengenal istilah lulusan, karena itu tidak jarang yang disebut santri itu adalah seorang yang sudah 20 tahun atau 30 tahun mengaji, tidak bosan dan tidak henti dari satu kitab ke kitab lain. Kalaupun ada, maka istilahnya adalah pemberian ijazah, yaitu memberikan lisensi untuk mengajarkan isi kitab tertentu. Dan jangan bayangkan bahwa ijazah itu berupa angka-angka, itu hanya berisi sanad pengajaran dari guru si Murid sampai shahibul kitab, seperti Imam Bukhari atau bahkan dari Rasul s.a.w bila sanadnya terus bersambung semisal ijazah hafalan Qur'an. Jadi jangan pikir, ijazah ini bisa jadi syarat ujian masuk perguruan tinggi apalagi untuk agunan kredit sehari cair. Dan itu bukanlah lulus, sebab si santri masih saja terus belajar di pesantren.

Saat pesantren harus mengikuti modernisasi termasuk materialisasi sistem pendidikan, pak kyai kadang dibuat bingung. Muridnya yang dulu-dulu bersabar belajar puluhan tahun, eh ini tiga tahun minta lulus. Ketika para santri di tanya, " kalian belajar mencari ilmu yang bermanfaat atau mencari lulus ? ", sontak para santri modern itu menjawab, " lulus, pak kyaiiii ! " Pak kyai pun geleng-geleng kepala beristighfar, soalnya sudah banyak dia dengar kalau madrasah-madrasah, sekolah-sekolah demi meluluskan 100 % murid-muridnya agar tidak disebut sekolah abal-abal justru melakukan kebohongan dan rekayasa, sebuah sikap yang melanggar dari ajaran yang diajarkan selama ini yaitu : DUSTA DAN MENIPU. Mendengar harapan murid-murid modern nya seperti itu, maka pak kyai pun dawuh, " kalau kalian mau belajar ilmu yang bermanfaat, di sinilah tempatnya, di pesantren yang sederhana dan bersahaja ini, tapi bila yang kalian cari ilmu lulus maka bukan di sini tempat kalian, silahkan cari sekolah lain yang kalian harapkan. "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar